Menjadi Istri

by - 12:11:00 PM



Setelah punya anak, rasa-rasanya porsi sebagai Istri kok kian mengecil, dibandingkan menjadi seorang Ibu? Ini gue doang, atau..

Gue tergelitik dengan postingan ini:
Pernah baca bahwa berbagi tempat tidur bersama anak, mengurangi keintiman hubungan suami istri. Bukan cuma anunya, tapi juga komunikasi sedikit terbatas. Mulai dari tidak mau mengganggu anak tidur, hingga membatasi pembicaraan yang seharusnya tidak didengar anak. . . Rumah serasa milik anak. Bila di rumah, kebetulan rumahnya kecil, hampir tidak ada ruang untuk ngobrol berdua, alhasil ya ngobrol menyangkut anak, atau yang aman2 aja. . . Oleh karena itu, gue & @nuchabachri rajin banget ngedate, yang sering kita stories #datenight itu lho. Lebih detail lagi kenapa menurut kami ini penting, sudah kami rekam dalam bentuk podcast, soundcloud.com/sheggario. . . Kalian gmn? Berapa sering #datenight? Rutin kah? Jarang? Atau gak sama sekali? Denger podcastnya, ditunggu komennya, atau berbagi pengalaman di sini jg boleh. 😊 . . Coz remember, Marriage is not a picnic, it's a work in progress. . . 📷 @frameatrip #frameatrip #podcast #couplesteraphy #parenting101 #storyofus #benice
A post shared by Ario Pratomo (@sheggario) on

Link podcast -> https://soundcloud.com/sheggario

Date night.

Karena tau punya anak lebih dari satu challenging banget, buat gue penting untuk lebih sering nge-date. Dulu waktu zaman Kami, pernah nge-date iya, tapi ngga sesering sekarang (setelah punya Yayo).

Ini bukan masalah :
1/ gue bisa atau ngga, atau
2/ gue mau atau ngga, atau
3/ gue tega atau ngga.

Tiga hal di atas, yang gue amati, sangat bisa menjadikan alasan ngga nge-date sama suami.
"Ah, elu mah enak ada yang dititipin",
"Gue mah mana tegaaaaaaa, ninggal anak",
"Gue merasa bersalah dengan ninggal anak, terus seneng-seneng sama suami",
"Kan tiap hari ketemu suami, ya ngga perlu juga".

Tapi, gue menjadikan ini kebutuhan. Harus masuk list dalam aktivitas keluarga gue. Jadi, ya, di-plan supaya dapet moment yang pas untuk nge-date ini.

Pas berdua sama suami, itu adalah menjadikan gue seorang istri yang ngga brakbrikbruk dengan segala rentetan tugas domestik (yang tentu saja ora uwis-uwis), sekaligus menjadi diri sendiri.

Bisa bego-bego-an sama Babap, bisa ngobrol hal samvah yang cuma kita yang ngerti, ngakak ngga jelas hahaha. Being a partner.

Fyi, semua tips & trik tentang nge-date sama suami, 'sung ke podcast-nya aja, ya :) Terangkum jelas di situ.

Masuk ke hal yang lebih intim.

HAHAHAHAHAHA.

Kalau kata Keluarga Kita, jangan ragukan CINTA-nya, tapi cari CARA yang lebih baik. Termasuk cari referensi gaya. Maksud?

Gini, semua pekerjaan yang (biasanya) istri kerjakan, bisa kok didelegasikan kepada pihak ketiga. Cuci piring? Masak? Sapu? Pel? You named it.

Kecuali? Ya, itu. ITUUUU HAHAHAHA.

Kemarenan gue ngobrol ini di WAG, kalau kebutuhan biologis pria itu harus banget dipenuhi. HARUS. Dan beberapa bulan lalu, ada lelaki yang live di IG, doi bilang, bahwa kemungkinan selingkuh itu pertama karena kebutuhan biologis yang kurang. Pertama, beda dengan yang utama.

WOW.

Panjang, sih WAG-nya gara-gara ini. HAHAHAHA.

***

Halah ngalor ngidul deh.
Intinya, sih, note to my self aja, jangan lupa tugas sebagai Istri.

:)

You May Also Like

4 comments

  1. salam kenal mbaak.. terimakasih sharingnya, saya termasuk yang baru jadi istri jadi ini akan saya catat sampai kami beranak pinak nantinya hehhehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. haiii hahaha samasama, duh, jadi enak.. selamat menempuh hidup baru, yang benar-benar baru ihiy!

      Delete

/ thank you for stopping by